Minggu, 01 Februari 2009







Ann Brooks menunjukkan
bagaimana feminisme telah beranjak dari fondasinya dalam model humanis
liberal Pencerahan Barat sejak periode Gelombang Kedua, dan bagaimana
tantangan wacana subaltern telah memaksanya untuk mendefinisikan
kembali dirinya dan supaya lebih tanggap terhadap tantangan politik
dan etik. dalam buku aada 9 bab masing nmasing dari bab tersebut melihat posfeminisme yang berhubungan dengan:
- Epistemologi feminis
- Foucault
- Teori psikoanalisis dan semiologi
- Posmodernisme dan poskolonialisme
- Politik Kebudayaan
- Kebudayaan pop
- Film media
- Seksualitas dan identitas

Bagi mereka yang tengah mencari panduan untuk menyeberangi 'perairan'teori feminis kontemporer yang terkadang suram, buku ini akan menjadi tempat persinggahan awal yang menenteramkan hati.
pada salah satu bab alam buku ini membahas mengenai kebudaayaan pop,di simpulkan bahwa pwersimpangan perbebatan posfeminisme dengan budaya pop kaya akan potensi untuk menyelidiki politik representasi dan persolaan identitas elemen elemen ini penting untuk menjelaskan plualisme feminis dalam pertemuaan dalam kebudayaan,khususnya posmodernisme. Bab ini tleh mempeertimbangkan pendefinisisn kembali dan evaluasi posfeminisme atas budaya pop sebagai suat area kontentasi politik dan resprenstasi . perbedaan tersebut dapat di lihat tergabung seutar Madonna sebagai ikon budaya pop,persimpangan posfeminisme tentang madona dapat di pandang sebagai mewakili momen tentang intervensi
posfeminisme sebagi suatu eranggka reverensi,mingkin pada saat nya nanti dapat di terima sebagai pengganti yang jelas dari feminisme gelombang kedua dari merefersnsikan keragaman konsepyual dan teoritis serta meranggkum gebrakan politik filosofis yang bergam untuk perubahan.

Tidak ada komentar: